pages

Friday, August 20, 2010

Falsafah C.I.N.T.A.

Falsafah Cinta

Summary:agsap
Falsafah Cinta. Sekarang ini makna dari
cinta yang luhur itu mulai mengalami pergeseran dan penyempitan. Cinta
yang universal mulai sering diartikan hanya sebagai ungkapan sayang
dari dua manusia yang berlainan jenis kelamin.Orang jadi sering dan mungkin terbiasa berpikir bahwa cinta hanyalah milik
dari dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Padahal masih banyak cinta lain yang harus kita berikan. Cinta kita kepada Tuhan, Rasul, Orang Tua, Saudara, sesama manusia, sesama makluk dan masih banyak lagi. Bagaimana
jadinya kalau hanya cinta kepada lain jenis yang porsinya ditonjolkan?
Cinta lain jenis biasanya diikuti oleh nafsu sex. Dan kalau nafsu sex
yang ditonjolkan maka tak ada lagi yang namanya cinta sejati, karena yang ada adalah keinginan dan ego sendiri untuk memperoleh kepuasan. Cinta bisa membuat orang membabi buta dalam mengambil tindakan jika mengikutkan nafsu yang berlebihan. Cinta disertai nafsu adalah sah selama dalam batas koridor karena tanpa nafsu orang tak ada lagi keinginan untuk mencintai. Cintailah
sesuatu sesuai porsinya masing-masing, sehingga kita bisa memanfaatkan
nafsu pada tempatnya. Nafsu ingin bahagia, nafsu ingin melindungi,
nafsu ingin dipuaskan dan lainnya. Cintailah sesuatu pada tempatnya karena dengan cinta maka orang bisa
rela dan siap melakukan apa saja untuk sesuatu yang dicintainya. Cinta
dan Nafsu adalah fitrah manusia dari sejak diciptakan dan ini adalah
wajar hanya masalahnya bagaimana menerapkan cinta dan nafsu ini
agar bisa berjalan secara berdampingan. Cinta adalah ungkapan hati dan nafsu adalah sarana untuk memenuhi ungkapan hati ini. Jadikanlah cinta sebagai kusir nafsu dan jangan sampai nafsu menjadi tali kendali cinta.
Falsafah Cinta Originally published in Shvoong: http://id.shvoong.com/humanities/philosophy/1797751-falsafah-cinta/

0 comments:

Post a Comment